Istiqamah dalam Beramal
Istiqamah dalam Beramal merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Anas Burhanuddin, M.A. dalam pembahasan Washaya wa Taujihat Fi Fiqhi at-Ta’abbud Li Rabbi al-Bariyyat. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 22 Jumadil Akhir 1446 H / 24 Desember 2024 M.
Kajian Tentang Istiqamah dalam Beramal
Pada kajian kali ini, kita membahas tentang istiqamah dan konsistensi dalam beramal. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan umat Islam untuk menjalani amalan dengan konsisten dan istiqamah.
Dalam sebuah hadits, ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ditanya, ‘Wahai Rasulullah, amalan mana yang lebih dicintai oleh Allah?’ Beliau menjawab,
أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
‘Amalan yang lebih konsisten (dikerjakan terus menerus), meskipun sedikit.`” (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih menyukai amalan yang dikerjakan terus-menerus, meskipun jumlahnya kecil. Misalnya, membaca Al-Qur’an setiap hari, walaupun hanya satu halaman atau satu ayat, lebih baik daripada membaca banyak ayat sekaligus namun hanya dilakukan sesekali.
Hal ini juga berlaku pada ibadah-ibadah lain, seperti shalat sunnah, sedekah, atau puasa. Jumlah rakaat, harta, atau hari puasa yang sedikit tetapi dilakukan secara konsisten lebih utama daripada melakukan amalan besar tetapi hanya sesekali. Contohnya, berkurban. Meskipun dilakukan setahun sekali, jika dikerjakan secara konsisten setiap tahun, itu lebih baik daripada berkurban dengan jumlah besar tetapi hanya dilakukan sekali seumur hidup.
Kita dianjurkan untuk menjadikan amalan sebagai bagian dari rutinitas, seperti membaca Al-Qur’an setiap hari—entah itu satu halaman, setengah juz, atau bahkan seperempat juz. Dengan demikian, kita akan terus terhubung dengan ibadah dan mendapat keberkahan dari istiqamah tersebut.
Shalat qiyamulail yang dikerjakan setiap malam, meskipun hanya dua rakaat ditambah satu rakaat witir, atau empat rakaat ditambah satu rakaat witir, lebih baik jika dilakukan secara konsisten dan istiqamah daripada mengerjakan banyak rakaat sekaligus namun hanya sesekali.
Hal yang sama berlaku untuk sedekah. Bersedekah setiap hari atau setiap pekan dengan nominal tertentu yang tidak terlalu besar tetapi dilakukan secara konsisten lebih utama daripada bersedekah dengan jumlah besar sekaligus, namun hanya dilakukan sekali atau dua kali saja.
Demikianlah yang dimaksud oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan pentingnya konsistensi dan istiqamah dalam beramal.
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, Ummul Mukminin dan istri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau ditanya tentang kebiasaan Rasulullah dalam beribadah. Apakah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengkhususkan satu hari tertentu untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala?
Aisyah Radhiyallahu ‘Anha menjawab:
كَانَ عَمَلُهُ دِيمَةً
“Amalan beliau adalah konsistensi (istiqamah).” (HR. Muslim)
Jawaban ini menegaskan konsistensi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam beramal, sebagaimana dijelaskan dalam hadits sebelumnya. Aisyah Radhiyallahu ‘Anha kemudian menambahkan: “Siapa di antara kalian yang bisa beramal dengan konsisten sebagus ibadahnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?”
Tentu jawabannya adalah tidak ada yang mampu menyamai beliau. Umat Islam harus meyakini bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah hamba yang paling bertakwa kepada Allah, paling takut kepada-Nya, paling bagus ibadahnya, dan paling konsisten dalam beribadah.
Meskipun tidak mungkin menyamai level beliau, umat Islam dapat bertasyabbuh (meniru) beliau. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
سَدِّدُوا وَقَارِبُوا
“Kejar kesempurnaan, dan jika tidak bisa, maka usahakan untuk mendekati kesempurnaan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian, meskipun tidak dapat mencapai kesempurnaan ibadah seperti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kita dianjurkan untuk terus berusaha mendekatinya.
Pada poin-poin sebelumnya telah kita kaji bahwa manusia tidak mungkin mampu memenuhi hak besar Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebaik apa pun ibadah kita, hak Allah tidak bisa terpenuhi dengan ibadah tersebut. Bahkan, level kesempurnaan ibadah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak dapat dicapai oleh umat beliau. Namun, kita dapat berusaha mendekati kesempurnaan tersebut.
Beginilah cara Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beribadah. Beliau melakukannya secara konsisten. Rasulullah tidak mengkhususkan satu hari tertentu untuk sepenuhnya beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebaliknya, beliau membagi ibadah-ibadah tersebut ke dalam hari-hari yang beliau lalui.
Setiap hari, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengerjakan shalat (termasuk shalat sunnah yang cukup banyak), berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, melaksanakan qiyamul lail.
Inilah yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang dikenal dengan istilah konsistensi, yakni istiqamah dalam amal shalih. Beliau tidak mengkhususkan hari tertentu untuk sepenuhnya beribadah, melainkan menjaga keseimbangan dan keberlanjutan dalam ibadah sehari-hari.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga mengajarkan bahwa amalan yang konsisten lebih dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak kajian yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian Mengapa Kita Mendapatkan Hidayah
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54827-istiqamah-dalam-beramal-2/